Erich Fromm,
seperti Alfred Adler dan Karen Horney, berpendapat bahwa kita tidak hanya
dipengaruhi dan dibentuk oleh kekuatan naluri biologis kita, seperti yang
dikemukakan oleh Fromm. Oleh karena itu, Fromm mengemukakan bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya .
Penekanan Fromm pada
faktor sosial dari kepribadian lebih luas daripada Adler dan Horney. Kita bisa
katakan bahwa Fromm mencakup pandangan yang lebih luas pada perkembangan kepribadian
daripada teori–teori lainnya, hal ini disebabkan oleh mengutamakan aspek
sejarah. Dia menjelaskan bahwa kita dapat menemukan kejadian–kejadian sejarah
pada akar dari kesepian, keterasingan dan terabainya seseorang. Untuk menemukan
tujuan dalam hidup, kita perlu menghilangkan perasaan–perasaan terasing dan
mengembangkan perasaan saling memiliki. Sebaliknya, meningkatnya kebebasan yang
kita dapatkan dapat meningkatkan kesendirian dan keterasingan kita. Terlalu
banyak kebebasan bisa menjadi sebuah jebakan sehingga menyebabkan kondisi yang
tidak baik, yang mana sebaiknya kita cegah.
Fromm meyakini bahwa
konflik pribadi yang kita alami berasal dari masyarakat yang kita bangun
bersama. Fromm juga optimis mengenai kemampuan kita untuk mengembangkan
karakter kita dan menyelesaikan masalah kita sendiri – masalah yang diciptakan
oleh masyarakat kita. Kita tidak saja menerima imbas dari pengaruh sosial
sebagai penentu dari kepribadian kita dan masyarakat. Fromm adalah seorang
psikoanalisis, filsuf, sejarahwan, dan budayawan. Fromm mengumpulkan
banyak data diluar jangkauan psikoanalisa dan menawarkan pemahaman yang unik
mengenai interaksi antara sifat–sifat alami manusia dengan masyarakat.
Konsep-Konsep
Dasar
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu
yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang
lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu
adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia
mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka
mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi
keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari
kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan
manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah
manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Tipologi
Sosial
Fromm
membagi sistem struktur masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter sosialnya:
1. Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat
pecinta kehidupan. Karakter sosial masyarakat ini penuh cita-cita, menjaga
kelangsungan dan perkembangan kehidupan dalam segala bentuknya. Dalam sistem
masyarakat seperti ini, kedestruktifan dan kekejaman sangat jarang terjadi,
tidak didapati hukuman fisik yang merusak. Upaya kerja sama dalam struktur
sosial masyarakat seperti ini banyak dijumpai.
2. Sistem B, yaitu masyarakat
non-destruktif-agresif. Masyarakat ini memiliki unsur dasar tidak destruktif,
meski bukan hal yang utama, masyarakat ini memandang keagresifam dan
kedestruktifan adalah hal biasa. Persaingan, hierarki merupakan hal yang lazim
ditemui. Masyarakat ini tidak memiliki kelemah-lembutan, dan saling percaya.
3. Sistem C, yaitu masyarakat destruktif. Karakter
sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam, pengkhianatan dan
penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini sangat sering
terhadi persaingan, mengutamakan kekayaan, yang jika bukan dalam bentuk materi
berupa mengunggulkan simbol.