TEORI KEPRIBADIAN MENURUT ERIK H ERIKSON






    Menurut freud identitas sudah ditentukan dan terbentuk sejak anak-anak saat berusia 5 atau 6 tahun. Namun Erikson membantah pendapat Freud. Erikson berpendapat bahwa pembentukan identitas merupakan proses yang dapat berlangsung seumur hidup.
Menurut Erikson kepribadian (terutama berfokus pada identitas) berkembang melalui 8 tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap (yaitu kepribadiannya) tergantung dari hasil tahapan sebelumnya dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal.
Erikson menggunkan tahapan psikoseksual milik Freud sebagai dasar teorinya dan 5 tahapan pertamanya memang mencerminkan krisis ego yang berhubungan dengan tahapan Freud ajukan.
Berikut adalah 8 tahapan Erikson yang sering disebut sebagai tahapan psikososial.

TAHAPAN PSIKOSOSIAL
PERIODE PERKEMBANGAN
TAHAPAN FREUD
KETERAMPILAN EGO YG DIPEROLEH
DESKIRIPSI
Rasa Percaya
VS Rasa Tidak Percaya
Lahir – 1 tahun
Oral
Harapan
Dengan pengasuhan hangat dan peka, bayi memiliki kepercayaan diri atau keyakinan bahwa dunia itu baik.
Rasa tidak percaya muncul bila bayi harus menunggu terlalu lama untuk bisa merasakan kenyamanan dan bila diperlakukan dengan kasar.
Jika krisis ego dalam tahap ini tidak terselesaikan individu akan mengalami kesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya.
Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu
1-      3 tahun
Anal
Kemauan
Dengan menggunakan keterampilan mental dan motorik baru, anak-anak ingin memilih dan memutuskan sendiri.
Orangtua bisa mendorong otonom dengan memberikan banyak pilihan bebas sewajarnya dan tidak memaksa atau membuat malu si anak
Hasil yang sukses dalam tahap ini akan menghasilkan anak yang dapat membedakan antara benar dan salah dan hampir selalu mau memilih yang “benar”.
Inisiatif VS Rasa Bersalah
3-      6 tahun
Phallic
Tujuan
Anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tidakannya. Anak juga belajar bahaimana bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Jika tahapan ini tidak berhasil membuat anak takut untuk mengejar mimpinya dan anak tidak mampu mengambil inisiatif atau keputusan menyebabkan anak merasa rendah diri, dsb.
Produktif VS Inferioritas
6 - 11 tahun
Laten
Kompetensi
Anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dari menyelesaikan tugas-tugasnya (akademis). Jika dalam tahapan ini sukses akan menciptakan anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga akan prestasinya. Namun apabila sebaliknya anak merasa inferior (seolah tidak mampu menemukan solusi positif)
Identitas VS Kebingungan Peran
Remaja
Genital
Kesetiaan
Remaja berupaya menjawab pertanyaan, “siapa aku, dan apa peranku di tengah masayarakat?” dengan menggali nilai dan tujuan kerja, anak muda membentuk identitas pribadi mereka.
Hasil negatifnya adalah krisis identitas – seseorang yang tidak yakin siapa dirinya dan yang selalu berusaha keras untuk mencari tahu siapa dirinya.
Keintiman VS Kesendirian
Dewasa Awal
Tidak Ada
Cinta
Para orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara mendalam.  Mereka berusaha menjalin hubungan akrab dengan orang lain. Oleh karena itu kekecewaan yang pernah dirasakan sebelumnya, beberapa individu tidak bisa membangun hubungan akrab dan tetap terasing.
Generativitas VS Stagnasi
Dewasa Tengah / Madya
Tidak Ada
Perhatian
Individu mulai menyerahkan dirinya pada orang lain, terkadang dalambentuk membesarkan dan mengasuh anak  atau melalui kerja produktif. Pribadi yang tidak mampu berbuat seperti itu merasa tidak memiliki pencapain berarti.

Integritas Ego VS Keputusasaan
Dewasa Akhir
Tidak Ada
Kebijaksanaan
Orang usia lanjut merenungkan jenis pribadi seperti apa mereka saat ini. Integritas muncul dari perasaan bahwa hidup itu pantas untuk dijalani. Mereka yang merasa tidak puas dengan hidup mereka yang terus dihantui oleh perasaan takut akan mati.